1. Kenapa Banyak Orang Takut Mulai Ngoding
Kebanyakan orang punya bayangan bahwa ngoding itu seperti memecahkan teka-teki rumit setiap hari. Ada yang mikir harus jago logika, ngerti algoritma, atau hafal semua syntax.
Tapi itu cuma mitos yang tumbuh karena cara belajar di masa lalu, zaman dulu, sumber belajar coding memang terbatas dan penuh istilah teknis yang bikin pusing.
Sekarang? Dunia udah berubah. Kamu bisa belajar coding dari YouTube, website interaktif seperti FreeCodeCamp, W3Schools, atau bahkan TikTok. Banyak juga kreator lokal yang ngajarin dari nol, tanpa jargon berat. Jadi kalau kamu masih takut mulai karena merasa “terlambat”, tenang aja, justru sekarang adalah waktu terbaik buat mulai.
2. Ngoding Itu Nggak Tentang Hafalan, Tapi Pemahaman
Salah satu hal yang bikin banyak pemula frustrasi adalah mencoba menghafal kode. Padahal, programmer nggak perlu hafal semua syntax. Yang penting adalah ngerti konsepnya.
Misalnya, kamu tahu kenapa sebuah perintah dipakai, bukan sekadar bagaimana nulisnya.
Bahkan programmer berpengalaman pun sering buka Google atau ChatGPT untuk nyari solusi. Jadi nggak ada yang sakti hafal semuanya. Yang membedakan programmer pemula dan mahir adalah seberapa cepat mereka bisa memahami masalah dan mencari solusinya.
3. Bahasa Pemrograman Pertamamu: Pilih yang Bikin Nyaman
Banyak pemula bingung harus mulai dari bahasa apa: JavaScript, Python, atau Java.
Kenyataannya, semua bahasa itu punya tujuan berbeda. Tapi buat pemula, yang penting bukan “mana yang paling kuat”, melainkan mana yang paling mudah kamu pahami.
Lihat contoh sederhana: menampilkan teks “Halo, dunia!” di tiga bahasa berbeda.
JavaScript
console.log("Hello, world!");
Python
print("Hello, world!")
Java
public class Main {
public static void main(String[] args) {
System.out.println("Hello, world!");
}
}
Kalau dilihat sekilas, kode Java memang kelihatan paling “seram”. Banyak kurung, ada class, dan fungsi main. Tapi sebenarnya, yang dilakukan tiga kode itu sama persis, cuma menampilkan teks ke layar.
Java memang butuh sedikit lebih banyak struktur karena dibuat untuk aplikasi besar dan kompleks. Tapi kalau kamu sudah paham alurnya, semua itu jadi masuk akal.
Buat pemula yang pengen hasil cepat dan ringan, JavaScript cocok banget karena bisa langsung dijalankan di browser.
Kalau kamu pengen bahasa yang mudah dibaca dan populer untuk belajar konsep dasar, Python pilihan aman.
Sedangkan Java bagus buat kamu yang pengen serius ke arah mobile app atau enterprise software.
Intinya: jangan takut dengan tampilan kode yang panjang. Di balik semua simbol itu, logikanya tetap sederhana. Yang penting kamu mulai, bukan menunggu bahasa yang “sempurna”.
Saya pribadi dulu memilih JavaScript karena dibuat untuk membuat website. Sekarang JavaScript bisa digunakan untuk banyak hal, tidak hanya website, namun juga aplikasi mobile, game bahkan aplikasi desktop.
4. Fokus ke Building, Bukan Belajar Teori Terus
Kesalahan umum pemula adalah terlalu lama belajar teori tanpa pernah bikin apa pun.
Padahal, cara terbaik untuk belajar coding adalah dengan membuat sesuatu, sekecil apa pun. Misalnya:
- Program sederhana buat menghitung umur.
- To-do list di browser.
- Aplikasi kalkulator di Android Studio.
Setiap kali kamu membangun sesuatu, kamu akan belajar banyak hal tanpa sadar: cara berpikir logis, debugging, dan pemecahan masalah.
Dan yang lebih penting: kamu akan merasa puas karena bisa membuat sesuatu yang benar-benar jalan.
5. “Tapi Aku Nggak Jago Matematika…”
Ini salah satu alasan klasik kenapa banyak orang nggak mulai-mulai belajar coding.
Padahal faktanya, kebanyakan programmer jarang pakai matematika rumit. Yang lebih sering dipakai adalah logika dasar dan pemikiran sistematis.
Kalau kamu bisa mikir terstruktur, misalnya nyusun rencana liburan atau ngatur budget bulanan, itu artinya kamu sudah punya modal buat ngoding.
Matematika tinggi baru dibutuhkan kalau kamu masuk ke bidang seperti machine learning atau computer graphics. Tapi untuk bikin aplikasi, website, atau game sederhana, logika dasar sudah lebih dari cukup.
6. Lingkungan yang Tepat Bikin Belajar Lebih Seru
Ngoding bisa jadi membosankan kalau kamu belajar sendirian tanpa arah.
Tapi kalau kamu gabung komunitas, ikut challenge, atau punya teman belajar bareng, prosesnya bisa jauh lebih seru.
Kamu bisa mulai dari:
- Discord / Telegram group untuk pemula programmer.
- Komunitas lokal seperti Dicoding, IDCamp, atau forum-forum developer Indonesia.
- Kelas gratis di YouTube (misalnya Web Programming UNPAS, Sekolah Koding, atau Kelas Terbuka).
Dengan lingkungan yang suportif, kamu bakal ngerasa lebih termotivasi dan nggak gampang nyerah.
7. Mulai dari Sekarang, Jangan Tunggu “Siap”
Banyak orang bilang: “Aku mau mulai belajar coding nanti, kalau udah ada waktu.”
Masalahnya, waktu itu nggak akan pernah “ada” kalau kamu nggak menciptakannya.
Mulailah dari 10 menit sehari.
Ketik kode sederhana, coba ubah, lihat hasilnya. Besok tambah 10 menit lagi. Dalam sebulan, kamu udah punya kebiasaan yang lebih kuat dari 90% orang lain.
Kalau kamu terus menunggu saat yang tepat, kamu nggak akan pernah mulai.
Kalau kamu mulai sekarang, kamu akan terkejut betapa cepat kamu bisa berkembang.
8. Belajar Ngoding Itu Investasi Masa Depan
Ngoding bukan cuma skill teknis, ini juga cara berpikir. Saat kamu belajar coding, kamu belajar:
- Cara memecahkan masalah.
- Cara berpikir logis dan efisien.
- Cara membangun sesuatu dari nol.
Dan skill ini bisa kamu bawa ke mana pun, bahkan kalau nanti kamu nggak jadi programmer profesional sekalipun.
Mulailah dari yang kecil, nikmati prosesnya, dan lihat bagaimana hidupmu berubah sedikit demi sedikit.
Jadi, kalau hari ini kamu masih ragu buat belajar ngoding, anggap ini tanda dari semesta.
Buka laptopmu, buka tutorial pertama, dan tulis baris kode pertamamu.
Karena dari satu baris kecil itulah, perjalanan besar dimulai.

