Di artikel ini, saya akan kasih insight lengkap tentang ekosistem Laravel dan Next.js di Indonesia. Mulai dari popularitas, peluang kerja, gaji, sampai rekomendasi framework mana yang sebaiknya kamu pilih. Yuk, kita bahas!
Mengenal Laravel dan Next.js
Sebelum kita bandingkan keduanya, penting buat kamu paham dulu apa itu Laravel dan Next.js, karena sebenarnya mereka berdua tuh berbeda kategori.
Laravel: Raja Framework PHP
Laravel adalah framework PHP open-source yang dikembangkan oleh Taylor Otwell sejak tahun 2011. Framework ini fokus pada kemudahan penggunaan, keamanan, dan arsitektur yang bersih. Laravel menggunakan pola arsitektur MVC (Model-View-Controller) yang memudahkan developer mengorganisir kode.
Kenapa Laravel Populer?
Laravel memimpin pangsa pasar pengguna framework PHP dengan 43% market share. Popularitas ini bukan tanpa alasan:
- Sintaks Elegan: Kode Laravel mudah dibaca dan dipahami, bahkan untuk pemula
- Ekosistem Lengkap: Punya semua yang kamu butuhkan dari routing, ORM (Eloquent), sampai sistem authentication
- Dokumentasi Mantap: Dokumentasinya sangat lengkap dan mudah dipahami
- Komunitas Besar: Ada lebih dari 3000 perusahaan dan sejuta situs yang menggunakan Laravel
Laravel di Indonesia
Di Indonesia, Laravel itu udah kayak “rumah kedua” buat PHP developer. Website Liputan6 adalah salah satu portal berita terkenal di Indonesia yang menggunakan Laravel. Banyak banget perusahaan lokal dan startup yang pakai Laravel sebagai backbone aplikasi mereka.
Next.js: Framework React yang Powerful
Next.js adalah framework open-source berbasis React yang dirancang untuk membangun aplikasi web modern dengan fitur-fitur seperti server-side rendering (SSR), static site generation (SSG), dan client-side rendering (CSR). Next.js dikembangkan oleh Vercel.
Kenapa Next.js Menarik?
Next.js itu bukan sekadar React biasa. Dia punya banyak fitur unggulan:
- Server-Side Rendering (SSR): Website kamu load lebih cepat dan SEO-friendly
- Static Site Generation (SSG): Bisa generate website statis yang super cepat
- API Routes: Dengan kemampuan API Routes, Middleware, dan App Router baru, Next.js memungkinkan developer membangun aplikasi skala besar tanpa berpindah ke back-end tradisional
- Zero Configuration: Tinggal install dan langsung jalan
Next.js di Indonesia
Next.js adalah framework berbasis React yang dirancang untuk membangun aplikasi web modern, mendukung server-side rendering dan static site generation, yang membuat aplikasi lebih cepat dan SEO-friendly. Di Indonesia, Next.js mulai banyak dipakai terutama di startup dan perusahaan tech-savvy.
Perbandingan Ekosistem di Indonesia
Mari kita lihat bagaimana ekosistem kedua framework ini di Indonesia dari berbagai sudut pandang.
1. Popularitas dan Adopsi
Laravel:
- Berdasarkan TechBehemoths, ditemukan 12 perusahaan pengembangan Laravel di Indonesia
- Sudah digunakan oleh banyak UMKM, perusahaan menengah, hingga korporasi besar
- Dominan di sektor e-commerce, sistem informasi perusahaan, dan portal berita
Next.js:
- Mulai banyak diadopsi oleh startup teknologi dan perusahaan digital
- Populer untuk landing page, dashboard, dan aplikasi SaaS
- Tahun 2025, kombinasi seperti Next.js + Strapi, atau Next.js dengan Headless CMS lainnya banyak digunakan untuk membangun situs cepat, fleksibel, dan mudah diskalakan
Kesimpulan: Laravel masih lebih dominan secara jumlah, tapi Next.js tumbuh sangat cepat, terutama di kalangan developer muda dan startup.
2. Lowongan Kerja dan Peluang Karier
Laravel:
Data dari berbagai job portal menunjukkan Laravel masih sangat dicari:
- Banyak lowongan Laravel developer dengan kombinasi teknologi seperti Laravel + Next.js, Laravel + React
- Posisi bervariasi dari Junior hingga Senior Developer
- Banyak perusahaan mencari Laravel Developer dengan pengalaman minimal 1-3 tahun
Next.js:
Permintaan Next.js developer juga tinggi:
- React adalah frontend framework yang paling banyak dicari perusahaan dengan jumlah sekitar 355 ribu lowongan pekerjaan
- Next.js sebagai framework React tentu ikut mendapat benefit dari tingginya permintaan React developer
- Banyak posisi menggabungkan Next.js dengan TypeScript, Node.js, atau Prisma
Kesimpulan: Kedua framework punya peluang kerja yang bagus. Laravel lebih banyak lowongan untuk full-stack development, sementara Next.js lebih ke frontend dan modern full-stack apps.
3. Perbandingan Gaji Developer
Nah, ini yang paling ditunggu-tunggu. Berapa sih gaji developer Laravel vs Next.js di Indonesia?
Gaji Laravel Developer (Backend/Full-Stack):
Berdasarkan riset dari berbagai sumber:
- Fresh Graduate/Junior (0-2 tahun): Rp 2.000.000 hingga Rp 4.000.000 untuk posisi magang, sedangkan junior developer berkisar Rp 5-8 juta
- Mid-Level (2-5 tahun): Gaji rata-rata Backend developer di Indonesia adalah antara Rp 6.000.000 dan Rp 9.000.000
- Senior (5+ tahun): Bisa mencapai Rp 12-20 juta bahkan lebih
Gaji Next.js/React Developer (Frontend/Full-Stack):
Data gaji untuk frontend developer dengan skill React/Next.js:
- Fresh Graduate/Junior (0-2 tahun): Rentang gaji Rp 5.000.000 – Rp 9.000.000 per bulan
- Mid-Level (2-5 tahun): Rentang gaji Rp 8.000.000 – Rp 15.000.000 per bulan
- Senior (5+ tahun): Bisa mencapai Rp 15-25 juta atau lebih
Untuk posisi Frontend Developer dengan React & Next.js di Jakarta, gaji berkisar Rp7.000.000 – Rp8.000.000 per bulan.
Analisis:
Secara umum, gaji developer Next.js/React cenderung sedikit lebih tinggi terutama di level mid-senior. Ini karena:
- Skill JavaScript modern lebih in-demand
- Next.js developer sering juga handle backend (full-stack)
- Banyak perusahaan tech startup yang bayar lebih tinggi
Tapi jangan salah, Laravel developer dengan skill lengkap (Laravel + Vue/React + DevOps) juga bisa dapet gaji setara atau bahkan lebih tinggi.
4. Kurva Pembelajaran
Laravel:
- Bahasa: PHP (harus belajar PHP dulu kalau belum bisa)
- Konsep: MVC, ORM, Routing, Middleware
- Waktu Belajar: 2-3 bulan buat mahir dasar
- Cocok untuk: Yang suka backend development, logic bisnis kompleks
Next.js:
- Bahasa: JavaScript/TypeScript (lebih universal)
- Konsep: React, Component, SSR, SSG, API Routes
- Waktu Belajar: 2-4 bulan (butuh kuasai React dulu)
- Cocok untuk: Yang suka frontend, UX, dan ingin full-stack dengan JavaScript
Kesimpulan: Laravel relatif lebih mudah dipelajari kalau kamu udah paham PHP. Next.js butuh fondasi JavaScript yang kuat.
Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing
Kelebihan Laravel
✅ All-in-One Solution Laravel menawarkan ekosistem lengkap dengan first-party tools yang bisa handle databases, queues, notifications, emails, web sockets, subscription payments, dan banyak lagi
✅ Ekosistem Matang Sudah ada puluhan ribu package yang bisa langsung kamu pakai. Authentication, payment gateway, API, semuanya tinggal install.
✅ Blade Templating Sistem template yang simpel dan powerful untuk bikin view.
✅ Eloquent ORM Cara paling elegan buat interaksi dengan database. Query jadi gampang banget.
✅ Livewire & Inertia.js Dengan Livewire dan Volt, Laravel bisa bikin dynamic, single-page components dengan just PHP tanpa perlu framework JavaScript terpisah
Kekurangan Laravel
❌ Performa Laravel secara default generates setiap route secara dinamis, tidak secepat static generation
❌ Butuh Server Kamu butuh VPS atau shared hosting yang support PHP. Tidak bisa deploy gratis semudah Next.js.
❌ Dua Bahasa Kalau mau bikin interactive UI modern, tetep butuh JavaScript juga.
Kelebihan Next.js
✅ Performance Terbaik Next.js kinerjanya lebih cepat karena adanya static site generation dan server-side rendering
✅ SEO-Friendly Server-side rendering bikin website kamu mudah di-crawl Google.
✅ Satu Bahasa Full JavaScript/TypeScript dari frontend sampai backend.
✅ Deployment Mudah Deploy ke Vercel (pembuatnya Next.js) itu gratis dan super gampang. Tinggal connect GitHub, done!
✅ Hot Module Replacement Lewat hot module replacement, developer bisa langsung melihat perubahan kode tanpa harus reload halaman website
Kekurangan Next.js
❌ Butuh Skill JavaScript Kuat Kalau belum paham JavaScript, React, dan async programming, Next.js bakal challenging.
❌ Backend Terbatas Next.js pada dasarnya bisa render React di server, tapi untuk backend logic yang kompleks, kamu masih butuh setup sendiri database, email service, queue system, dll
❌ Ekosistem Terpisah Kamu harus pilih sendiri: database pakai apa? ORM pakai apa? Auth pakai apa? Lebih fleksibel tapi butuh keputusan lebih banyak.
Kapan Harus Pakai Laravel?
Pilih Laravel kalau:
🎯 Kamu Lebih Nyaman dengan PHP Sudah punya background PHP dan ingin tetap di ekosistem PHP.
🎯 Butuh Backend yang Robust Project kamu butuh logic bisnis kompleks, database relationships yang rumit, background jobs, email notifications, dll.
🎯 Bikin Aplikasi Monolitik Semua dalam satu aplikasi: backend, frontend, admin panel, API.
🎯 Team Kecil atau Solo Developer Laravel memberikan unfair advantage untuk solo developer atau small team karena bisa move fast dengan tool yang sudah disediakan
🎯 Budget Terbatas untuk Learning Lebih cepat dipelajari kalau sudah paham PHP basic.
Contoh Use Case:
- E-commerce dengan inventory system
- Sistem informasi perusahaan (ERP, HRM)
- Portal berita atau blog dengan CMS
- Aplikasi booking/reservasi
- Admin dashboard dengan banyak CRUD
Kapan Harus Pakai Next.js?
Pilih Next.js kalau:
🚀 Butuh Performance Maksimal Website kamu harus super cepat, SEO top, dan user experience mulus.
🚀 Frontend-First Approach Project kamu fokus ke user interface dan experience yang interaktif.
🚀 Sudah Paham JavaScript/React Kamu sudah comfortable dengan ekosistem JavaScript modern.
🚀 Ingin Microservices Architecture Backend terpisah (bisa pakai Laravel, Node.js, atau service lain), frontend pakai Next.js.
🚀 Deploy ke CDN Butuh website yang bisa di-deploy ke edge network untuk performa global.
Contoh Use Case:
- Landing page bisnis atau startup
- Blog atau personal website
- Dashboard analytics
- Aplikasi SaaS berbasis cloud
- E-commerce dengan fokus UX
- Platform real-time (chat, notification)
Bisa Digabung Gak?
Absolutely yes! Dan ini semakin populer.
Banyak lowongan kerja yang membutuhkan developer dengan skill Laravel DAN Next.js sekaligus. Pattern yang sering dipakai:
1. Laravel sebagai API Backend + Next.js sebagai Frontend
Ini arsitektur paling umum:
- Laravel fokus handle business logic, database, authentication
- Next.js fokus handle UI/UX dan presentation layer
- Komunikasi pakai RESTful API atau GraphQL
Kelebihan:
- Separation of concerns yang jelas
- Bisa scale frontend dan backend secara terpisah
- Team frontend dan backend bisa kerja parallel
2. Laravel dengan Inertia.js
Inertia.js acting sebagai bridge antara Laravel di backend dan React.js/Vue.js di frontend, membuat development experience yang cohesive tanpa perlu build API terpisah
Kelebihan:
- Tetap dalam satu codebase
- Tidak perlu bikin API endpoint manual
- Lebih mudah untuk small-medium projects
Rekomendasi untuk Developer Indonesia
Berdasarkan analisis lengkap tadi, ini rekomendasi saya:
Untuk Fresh Graduate atau Career Switcher
Mulai dari Laravel kalau:
- Kamu baru belajar programming
- Mau kerja di corporate atau agency yang banyak project PHP
- Lokasi di luar Jakarta dan peluang kerja Laravel lebih banyak
Mulai dari Next.js kalau:
- Sudah paham JavaScript basic
- Mau fokus ke startup atau perusahaan tech
- Tertarik jadi frontend atau full-stack developer modern
Untuk Developer yang Ingin Switch
Dari Laravel ke Next.js: Bagus untuk kamu yang ingin:
- Upgrade skill ke JavaScript ecosystem
- Kerja di startup yang pakai modern tech stack
- Naikin salary bracket (rata-rata frontend modern lebih tinggi)
Dari Next.js ke Laravel: Cocok kalau kamu:
- Ingin jadi full-stack yang lebih complete
- Banyak project yang butuh backend robust
- Pengen kerja di berbagai jenis industri (tidak cuma tech startup)
Untuk Developer Berpengalaman
Kuasai keduanya!
Seriously, di tahun 2025, developer yang bisa Laravel DAN Next.js itu sangat dicari. Kamu bisa:
- Ambil project full-stack sendirian
- Punya bargaining power lebih tinggi untuk gaji
- Bisa kerja di berbagai jenis perusahaan
- Jadi tech lead atau architect
Stack Rekomendasi 2025
Berdasarkan trend industri di Indonesia, ini stack yang recommended:
Stack Modern Full-Stack (Next.js Centric)
- Frontend: Next.js 15 + TypeScript + Tailwind CSS
- State Management: Zustand atau React Query
- Backend: Next.js API Routes + Prisma
- Database: PostgreSQL atau Supabase
- Auth: NextAuth.js
- Deploy: Vercel (frontend) + Railway/Render (database)
Cocok untuk: Startup, SaaS, modern web apps
Stack Traditional Full-Stack (Laravel Centric)
- Backend: Laravel 11/12
- Frontend: Laravel + Livewire atau Laravel + Inertia.js + React
- Database: MySQL atau PostgreSQL
- Cache: Redis
- Deploy: VPS (DigitalOcean, Vultr) atau PaaS (Laravel Forge)
Cocok untuk: Enterprise, e-commerce, sistem informasi
Stack Hybrid (Best of Both Worlds)
- Backend API: Laravel 11 + Sanctum/Passport
- Frontend: Next.js 15 + TypeScript
- Database: PostgreSQL
- Cache: Redis
- Deploy: Backend di VPS, Frontend di Vercel
Cocok untuk: Large-scale applications, complex business logic dengan modern UI
Tips Sukses Belajar Laravel dan Next.js
Untuk Laravel:
- Kuasai PHP Modern (8.x) dulu sebelum belajar Laravel
- Ikuti Laracasts – tutorial Laravel terbaik di dunia
- Bikin project nyata: todo app, blog, mini e-commerce
- Pelajari Eloquent sampai mahir – ini kekuatan utama Laravel
- Join komunitas Laravel Indonesia di Facebook atau Discord
Untuk Next.js:
- Kuasai React dulu sampai paham hooks dan component lifecycle
- Pelajari TypeScript – ini wajib untuk Next.js modern
- Baca dokumentasi official Next.js – sangat lengkap dan update
- Bikin project: personal website, dashboard, landing page
- Ikuti perkembangan Next.js karena updatenya cepat
Untuk Keduanya:
- Bikin portofolio di GitHub
- Deploy project ke internet biar bisa di-showcase
- Networking dengan developer lain
- Contribute ke open source kalau sudah bisa
- Stay updated dengan trend teknologi
Kesimpulan
Laravel dan Next.js adalah dua framework hebat dengan kelebihan masing-masing. Tidak ada jawaban mutlak mana yang “lebih baik”, karena tergantung kebutuhan project dan skill kamu.
Laravel tetap jadi pilihan solid untuk:
- Full-stack development dengan PHP
- Backend-heavy applications
- Developer yang butuh ekosistem lengkap dalam satu framework
Next.js adalah pilihan tepat untuk:
- Modern web applications dengan performance tinggi
- Frontend-focused atau JAMstack architecture
- Developer yang sudah comfortable dengan JavaScript
Di pasar Indonesia 2025, kedua framework ini tetap sangat relevan dan punya peluang karier yang bagus. Bahkan lebih baik lagi kalau kamu bisa menguasai keduanya!
Yang paling penting adalah: mulai dari satu, kuasai dengan baik, baru expand ke yang lain. Jangan jadi jack of all trades, master of none.
Selamat belajar dan semoga artikel ini membantu kamu memilih framework yang tepat untuk karier development kamu!

